Sepanjang sejarah, para
pendukung vegetarian mengekspresikan kebencian mereka memakan daging binatang
dengan melontarkan berbagai argumen moral dan spiritual.
Beberapa penulis jaman dulu
seperti Ovid dan Plutarch menyesalkan pembunuhan makhluk yang tak bersalah
untuk dijadikan makanan.
Plutarch mengatakan: “Saya
pikir sungguh mengherankan, apa yang menyebabkan manusia ingin memakan daging
bangkai atau apa motif dasarnya hingga bisa memiiki gagasan bahwa daging hewan
bergizi untuk mereka.”
Filsuf Yunani, Pythagoras, yang
hidup menjelang akhir abad ke-6 SM, berpendapat bahwa dengan memakan daging
binatang maka jiwa manusia akan terkontaminasi dan menjadi liar. Itu sebab,
hingga pertengahan abad ke-19, vegetarian dikenal sebagai Pythagoreans .
Penulis lain mengaitkan
vegetarianisme dengan pencerahan spiritual. Seperti yang dikatakan oleh seorang
vegetarian dari Inggris pada abad ke-17, Thomas Tryon, “… dengan pembersihan
diri dari alam terestrial, akan membuka jendela indera ke dalam jiwa.”
(Whorton, 1994).
Untuk alasan ini, berbagai
agama, termasuk Brahmanisme, Buddhaisme, Hindu, dan Seventh
Day Adventists menganjurkan
para pengikut untuk berpantang makan daging.
Sementara para filsuf telah
lama mengartikulasikan keuntungan moral dan spiritual dari cara hidup
vegetarian. Melakuan gaya hidup vegetarian untuk alasan kesehatan baru dimulai
pada abad ke-19.
Pada awal 1800-an mulai muncul
bukti ilmiah dan medis tentang manfaat diet berbasis tumbuh-tumbuhan. Pada
1806, seorang dokter di London bernama William Lambe mengobati penyakit lamanya
dengan berpantang makan daging.
Berdasarkan pengalamannya,
Lambe mulai mengobati pasiennya dengan memberikan resep diet yang sama.
Akhirnya banyak rekan-rekannya yang mulai yakin bahwa diet nabati lebih sehat
daripada diet dengan daging.
Pada waktu yang bersamaan di
Amerika Serikat, gerakan reformasi kesehatan sedang populer dan hangat
dibicarakan. Gerakan ini diprakarsai oleh pemuka Presbyterian, Sylvester
Graham, yang dikenal sebagai bapak Graham cracker.
Graham yang juga seorang
vegetarian, berkhotbah tentang kesederhanaan dan mencela berkembangnya
penggunaan tepung halus.
Setelah pembentukan British
Vegetarian Society pada
tahun 1847, Graham bekerja untuk mengorganisir kelompok serupa di Amerika.
Hingga akhirnya American Vegetarian Society didirikan pada 1850.
Pada akhir 1800-an, John Harvey
Kellog, seorang pengikut Seventh Day Adventist dan pembuat sereal, bekerja keras
untuk membuat Amerika sadar akan manfaat nutrisi yang diperoleh vegetarianisme.
Selama abad ke-19 dan ke-20,
para ilmuwan terus mengevaluasi manfaat kesehatan dari diet vegetarian.
Tapi, meskipun bukti-bukti
ilmiah banyak bermunculan untuk memvalidasi gaya hidup ini, vegetarian tetap
terpinggirkan dari masyarakat.
Bahkan hingga akhir tahun
1970-an, vegetarisme dikaitkan dengancounter-culture,
diet vegetarian hanya dianut oleh anak-anak remaja dan para pengikut agama
tertentu.Referensi : http://datahakekat.blogspot.com
No comments:
Post a Comment