Imlek dan Tradisinya
Pada tahun 2013 Tahun Baru Imlek jatuh pada hari Minggu, 10 Februari 2013 dan merupakan Tahun Baru China ke 2564 dengan Shio Ular air.
"GONG XI FAT CHAI 2564".
Wishing You A Happy and Prosperous Chinese New Year.
Mitologi Tahun Baru ImlekBerdasarkan cerita rakyat dan legenda kuno, tahun baru China dirayakan ketika orang China berhasil melawan hewan mitos yang disebut sebagai Nian yang berarti tahun dalam bahasa China. Makhluk Nian selalu muncul pada hari pertama Tahun Baru dan kedatangan Nian adalah memangsa hewan ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak.
Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat desa China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru. Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi menyerang orang/warga.Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan seekor Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah. Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah.
Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian. Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.
Hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).
Sekitar masa tahun baru orang-orang memberi selamat satu sama lain dengan kalimat:
-
Aksara Tionghoa Sederhana: 恭喜发财 - Aksara Tionghoa Tradisional: 恭喜發財 = "selamat dan semoga banyak rejeki", dibaca:
- "Gōngxǐ fācái" (bahasa Mandarin)
- "Kung hei fat choi" (bahasa Kantonis)
- "Kiong hi huat cai" (bahasa Hokkien)
- "Kiong hi fat choi" {bahasa Hakka)
- "Xīnnián kuàilè" (新年快樂) = "Selamat Tahun Baru"
Berikut tadisi ,makna –dan sejarah dari ornamen –ornamen tsb
Warna merah
Memiliki makna sejahtera, membawa berkah dan hoki/keberuntungan , dan dipercaya ditakuti oleh Nian dan dapat mengusir setan dan roh jahat.
Kue keranjang :
Terdapat kebiasaan saat tahun baru Imlek untuk terlebih dahulu menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi sebagai suatu pengharapan agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun. Nien Kao atau Nian Gao, kata Nian sendiri berati tahun dan Gao berarti kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.
Angpao
Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain2, angpao juga akan ditemukan.
Lentera/Lampion
Pada hari raya imlek biasa dipajang lampion-lampion di rumah-rumah atau perkarangan atau tempat umum misalnya di taman, kebun, jalan-jalan, lorong-lorong dan lain sebagainya.
Lampion ini digambari dan dihiasi ornamen-ornamen macam-macam, dan huruf-huruf kaligrafi. Lampion ada yang terbuat dari kertas, kain, kulit binatang, dan dari bordiran-bordiran kain sutra dan lain-lain.
Tebu
Tebu merupakan tanaman yang melambangkan umur panjang. Semakin panjang dan banyak ruas yang ada pada tebu, maka semakin banyak hoki yang di bawanya. Dalam bahasa Mandarin, filosofi tersebut di kenal dengan sebutan ciek-ciek shiang-shiang. Artinya, setiap ruas yang ada pada tebu melambangkan tahapan hidup manusia.
Barongsai /Tarian Singa
Tarian Singa atau di Indonesia dikenal dengan nama barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ketiga sebelum masehi.
Konon ceritanya, ada beberapa versi sejarah Barongsai. Yang paling terkenal adalah versia Nian (monster). Pada masa Dinasti Qing, di satu wilayah di China ada monster yang mengganggu penduduk setempat hingga menimbulkan keresahan dan ketakutan. Saat itulah muncul singa (barongsai) untuk menghalau monster tersebut. Akhirnya, monster kalah dan lari ketakutan.
"Setelah itu singanya pergi. Tapi monster ini ternyata mau balas dendam dan masyarakat tidak tahu. Mereka bingung, ada di mana singa yang bisa mengalahkan monster itu. Akhirnya mereka buat kostum barongsai seperti yang ada sekarang, dan berhasil menyingkirkan monsternya,"
Hal inilah, yang mendasari mengapa barongsai selalu hadir dalam perayaan Imlek. "Maksudnya mengusir monster yang kita samakan dengan aura-aura yang buruk."
Menurut kepercayaan orang China, singa juga merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian Singa dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan sehingga umumnya diadakan pada berbagai acara penting seperti pembukaan restoran, pendirian klenteng, dan tentu saja perayaan tahun baru.
Tahun baru Imlek di Indonesia, secara bebas baru kembali diizinkan pada tahun 2000 setelah Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres ) No 6 tahun 2000 karena selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum, sesuai Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, termasuk seni budaya, tradisi sampai huruf China diarang. Setelah Kepres dicabut, Pemerintah menetapkan tahun 2003,Imlek menjadi hari libur nasional Maka tidak hanya saja bisa dirayakan secara leluasa, tapi juga berbagai kelengkapan penjualan kebutuhan Imlek mulai kelengkapan persembahyangan sampai ke aksesoris.
Referensi: dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment